Minggu, 30 Oktober 2011

saat terhangat dalam hidup

Mentari yang begitu terik perlahan-lahan menuju ke pembaringannya di ufuk barat, senja menyapa dengan setengah lingkaran yang tersisa dari mentari, begitu indahnya jingga yang dikeluarkannya. Namun aku masih termenung duduk melihat mentari tidur. Dengan riang aku berkata dalam hati"akan ada banyak bintang dilangit ketika bulan masih sabit". Indah memang melihat bintang yang terpampang dihadapan. Lukisan alam yang tiada duanya. Ketika malam mulai larut dan bintang-bintang bertaburan sapuan angin yang tidak bersahabat pun datang dengan membawa temanya yang bernama awan mendung. Kecewa hati ini, menggerutu ingin berteriak namum kepada siapa. Kilat yang begitu cepat menyambar membelah gelap dan menggetarkan bumi, angin sudah mulai berhembus kencang dan air-air pun berjatuhan. Gemelegar petir menyambar disahut dengan angin bergemuruh membawa rintik-rintik air. Tak terasa tanganku mulai membeku kedinginan, tiap gigiku bergemeretak, menggigil aku dibuatnya. Cuaca yang tidak bersahabat ini membuat seluruh tubuhku menggigil, ku cari tiap-tiap helai selimut namun masih saja terasa dinginnya. Beriringan dengan petir menyambar handphoneku pun berbunyi dan ku angkat "hallo"begitu kataku yang tak melihat siapa yang memanggil. Tiba-tiba suara perempuan keluar dari speaker handphoneku"sayang disana hujan yaaa???itu katanya, aku yang menggigil kedinginan pun menjawab"iya say"sambil gemeretak gigiku tak karuan"sayang coba kamu pejamkan mata"aku kaget waktu dia bilang itu,"aku akan mengirimkan jiwaku untukmu agar menyelimutimu dengan hangat di dinginnya malam ini"begitu dia bilang aku langsung tertidur dengan pelukan jiwa kekasihku itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar